Jumat, 21 Januari 2011

kurikulum


Pengembangan Kurikulum di Indonesia

 Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas pengantar ilmu pendidikan
dosen pengampu Dra. Hj. Afiyah







DISUSUN OLEH:

KELOMPOK NAPOLEON

ALWI IMAWAN
MUCHAMAD AGUS MUNIR
MUKHAMAT MUNSHORIF
ZAKARIA AHMAD AZIZ A.M

PAI 2
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2010




BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan. Tanpa sesuai kurikulum yang tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang akan diingikan.
Dalam sejarah pendidikandi Indonesia sudah berapa kali diadakan perubahandan perbaikan kurikulum yang tujuannya sudah tentu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, guna mencapai hasil yang maksimal.
Mengembangkan kurikulum bukan pekerjaan yang mudah dan sederhana karena banyak sekalipertanyaan yang dapat dikemukakan dan dipertimbangkan. Misalnya: apakah yang ingin dicapai? Manusia bagaimana yang diherapkan untuk dibentuk?apakah yang diutamakan kebutuhan sekarang atau yang akan dating? Apakah hakikat anak harus dipertimbangkan atau diperlukan sebagai orang dewasa? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang berdasar pada kurikulum.
Dengan kurikulum yang sesuai dan tepat, maka dapat diharapkan sasaran dan tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.

B.     Tujuan
v  Menambah pengetahuan tentang kurikulum
v  Sebagai bahan untuk mengetahui cara-cara dalam penyusunan kurikulum
v  Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan proses penyusunan kurikulum
C.    Manfaat
v  Mengetahui apa itu kurikulum
v  Mengetahui persamaan dan perbedaan kurikulum lama dan kurikulum baru
v  Mengetahui proses penyusunan kurikulum
v  Mengetahui apa saja yang tercakup dalam kurikulum baik prinsip, asas, peranan dan lain-lain.


D.    Rumusan masalah

Ø  Pengertian kurikulum
Ø  Asas-asas kurukilum
Ø  Peranan dan fungsi kurikulum
Ø  Perbedaan kurikulum lama dan kurikulum baru
Ø  Persamaan kurikulum lama dan kurikulum baru
Ø  Langkah-langkah mengembangkan kurikulum
Ø  Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Ø  Tingkatan dalam pengembangan kurikulum
Ø  Jenis-jenis kurikulum
Ø  Sebab-sebab pengembangan kurikulum
Ø  Perubahan atau perbaikan kurikulum
Ø  Penilaian kurikulum






BAB II

A.    Pengertian kurikulum

Dalam bahasa l;atin kurikulum berarti”lapangan pertandingan”(race course)yaitu arena tempat peserta didik berlari untuk mencapai finish, Baru pada tahun 1955istilah kurikulum dipakai dalam bidamg pendidkan. Bila ditelusuri ternyata kurikulum mempunyai berbagai macam arti,yaitu:
1. Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
2. pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah
3. rencana belajar muid
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatn belajar mengajar. Bayak pendapat mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a adalah pengalaman belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan interaksi denagn lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah. Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi yang terpenting adalah pengalamankehidupan. [1]


B.     Asas-asas kurikulum

a)      Asas flosofis, yaitu asas yang berkenaan dengan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan filsafat Negara.
b)      Asas psikologis, yaitu asas yang memperhitungkan faktor anak dalam kurikulum yakni: psikologi anak dan psikologi belajar.
c)      Asas sosiologis, yaitu keadaan masyarakat, perkrmbangan dan perubahan, kebudayaan manusia, hasil kerja manusia berupa pengetahuan, dan lain-lain.
d)     Asas organisator, yaitu yang mempertimbangkan bentuk dan organisasi bahan pelajaran yang disajikan. [2]
C.    Fungsi kurikulum
            Kurikulum resmi sebenarnya merupakan sesuatu yang diidentifikasikan atau dicita-citakan, karena itu kurikulum memiliki fungsi sebagai berikut:
1.      Fungsi penyesuaian
Harus mampu menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa kelingkungan sekolah untuk dijadikan obyek pembelajaran para siswa.
2.      Fungsi pengintegrasian\ pemaduan
Kurikulum harus mampu menyiapkan pengalaman-pengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi.
3.      Fungsi pembedaan
Harus mampu melayani pengembangan-pengembangan potensi individu yang akan hidup terjun dilingkungan masyarakat
4.      Fungsi penyiapan
Harus mampu mempersiapkan anak didik agar dapat melanjutkan studi atau meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan jangkauan yang lebih luas.
5.      Fungsi pemilihan
Harus mampu menyiapkan anak melayani perbedaan, penyesuaian anak dan tingkah laku yang terintegrasi yang sesuai dengan norma-norma masyarakat yang diharapkan.
6.      Fungsi diagnose
Harus mampu memecahakan masalah-masalah dalam keluarga, masyarakat serta menyadari akan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, sehingga siswa itu sendiri dapat memperbaiki dirinya dengan bimbingan dan pengarahan guru. [3]

D.    Peranan kurikulum       
            Dalam upaya mnerapkan, mengimplementasikan dan mengelola kurukulum, kurikulum memiliki peranan yang meliputi:
1.      Peranan konservatif
Aturan yang berisikan kewajiban dan tindakan-tindakanyang diterima dan ditolakat atau tindakan yang dilarang yang diizinkan. Jadi kurikulum bertugas menyimpan dan mewariskan nilai-nilai budaya.
2.      Peranan kreatif
Modal dasar yang sangat utama dalam menggali pengalaman belajar yang memeiliki makna tersendiri dan selalu dan akan berkembang seasuai dengan zamannya. Dalam hal ini kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam artiharus menyusun atau mendesain pengalaman belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata pelejaran yang akan  pada anak didik.
3.      Peranan kritis dan evaluative
Kurikulum amat berperan aktif sebagai control social dan menekankan pada unsure berpikir kritis dimana nilai-nilai social yang tidak sesuai dengan perkembangan tekhnologi disisihkan dan yang sesuai ditata untuk siap diorganisasikan menjadi bentuk pengalaman belajar yang mampu mengembangkan sikap kritis anak kea rah pembentukan pribadi yang terintegrasikandengan kehidupan nyata dimasyarakat. Jadi kurikulum adalah alat untuk menilai dan sekaligus memperbaiki masyarakat. [4]

E.     Perbedaan dan persamaan kurikulum lama dan baru [5]
Perbedaan kurikulum lama dan baru
Kurikulum lama
Kurikulum baru
Organisasi pengalaman belajar sudah disusun secara sistematis menurut kepentingan tertentu (kolonial)
Organisasi pengalaman belajar diorganisasikan sesuai dengan tingkatan dan bersifat nasional
Aktivitas mengajar bersifat penuangan materi
Aktivitas belajar belajar bersifat pemecahan masalah
Sasaran evaluasi hanya memusat satu domain (pengetahuan/ intelektual)
Sasaran evaluasi hanya memusat satu domain (pengetahuan, sikap pengetahuan)
Pemilihan bahan/pengalaman belajar sering tidak selaras dengan filsafat dan tujuan pendidikan yang selalu berkembang dan berubah
Meng embangkan keseluruhan pribadi
Berpusat pada mata pelajaran
(subject centered kurikulum)
Pengalaman belajar diorganisasikan dalam bentuk Broadfield curriculum, intergrated curriculum.
Mempergunakan sistem  pengajaran tahunan yang dibagi dalam tiga caturwulan
Mempergunakan sistem Sementara dalam hal manabahan pengajaran untuk setiap semester merupakan kesatuan yang menyeluruh

Persamaaan kurikulum lama dan baru
Kurikulum lama
Kurikulum baru
Berorientasi pada penekanan materi yang dapat mengembangkan intelektual
Berorientasi pada penekanan materi yang berbentuk masalah dan dapat mengembangkan intelektual
Penggunaan strategi mengajar ceramah, tanya jawab, penyelesaian tugas amat dominan.
Penggunaan strategi mengajar ceramah, tanya jawab, penyelesaian tugas sering digunakan di kombinasi dengan strategi lain.
Siswa menjadi objek evaluasi.
Siswa menjadi objek evaluasi.
Melatih dan mengembangkan pribadi siswa agar mampu hidup di masyarakat
Melatih dan mengembangkan pribadi siswa agar mampu hidup di masyarakat.



F.     Langkah-langkah mengembangkan kurikulum
Setelah itu kita perlu mengetahui langkah-langkah pengembangan kurikulum,yaitu sebagai berikut:
1.Menentukan tujuan, Rumusan tujuan di buat berdasarkan analisis terhadap berbagai tuntutan kebutuhan dan harapan
2.Menentukan isi, merupakan materi yang akan di berikn kepada murid selama mengikuti proses pendidikan belajar mengajar
3.Merumuskan kegiatan belajar mengajar, Hal ini mencakup penentuan metode dan keseluruhan proses belajar mengajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan
4.Mengadakan evaluasi. [6]

G.    Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
Ada sejumlah prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum,diantaranya:
a.       Prinsip relevansi, Kurikulum dan pengajaran harus disusun sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan kehidupan peserta didik
b.      Prinsip efektifitas, Berkaitan dengantingkat pencapaian hasil pelaksanaan kurikulum
c.       Prinsip efisiensi, Berkaitan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, dana, dan sarana yang dipakai dengan hasil yang diperoleh
d.      Prinsip kontinuinitas, Kurikulum berbagai tingkat kelas dan jenjangpendidikan disusun secara berkesinambungan
e.       Prinsip Fleksibilitas,disamping program yang berlakuuntuk semua anak terdapat pula kesempatan bagi amak mengambil program-program pilihan
f.       Prinsip integritas, kurikulum hendaknya memperhatiakn hubungan antara berbagai program pendidikan dalam rangka pembentukan kepribadian yang terpadu



H.    Tingkatan dalam pengembangan kurikulum
a.       Pengembangan tingkatan institusional
Meliputi kegiatan pengembangan tujuan-tujuan institusional dan struktur program
b.      Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran
Setelah bidang-bidang studi di tentukan langkah selanjutnya ialah mengembangkan GBPP,dengan menempuh langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan-tujun kurikuler dan tujuan intruksional umumtiap bidang studi
2. Mengidentifikasi topik-topik /pokok bahasan yang diperkirakandapat dijadikan sebagai bahan untuk dipelajari oleh murid agar mencapai tujuan yang telah dirumuskan
3. Memilih topik-topik yang paling relevan, fungsional,efektif dan kemperhensif bagi pencapaian tujuan yang telah din identifikasikan
4. Memetapkan metode dan sumber belajar untuk tiap kelompok pokok bahasan
c.       Pengembangan tingkat operasional / kelas
Uraian tentang pengembangan tingkat operasional ini lebih di tekankan pada usaha guru dalam mengembangkan lebih lanjut GBPP. [7]
I.       jenis-jenis kurikulum
  1. Separate subject curriculum\ kurikulum mata pelajaran (tidak menyatu)
Kurikulum ini dikatakan demikian, karena data-data pelajaran disajikan ppada anak dalam bentuk subjek atau mata pelajaran terpisah satu dengan yang lain.
  1. Correlated  curriculum\ kurikulum kerelatif
Kurikulum ini dihubungkan dan disusun sedemikian rupa, sehingga yang satu memperkuat yang lain, yang satu melengkapi yang lain. Untuk memadukan pelajaran yang satu dengan yang lain, dapat dilakukan dengan cara diantaranya dengan mengadakan korelasi.
  1. Integrated curriculum (kurikulum terpadu)
Integrasi mengandung arti unit. Dengan integrasi berarti koordinasi, perpaduan, keseluruhan yang harmonis. Dalam jenis kurikulum ini sebenarnya beberapa mata pelajaran dijadikan satu\ dipadukan.

  1. Development activity curriculum (kurikulum pengembangan kegiatan)
Kurikulum pengembangan keg iatan ini tergantung pada berbagai tingkat perkembangan anak-anak yang harus dilalui.  Isi kurikulum ini , ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
a)      Banyaknya penggunaan……………….
b)      Kualitas
c)      Halangan
d)     Kesamaan, waktu, tempat dan pemakaian
e)      Kemunduran
f)       Kesukaran
g)      Kelemahan pendidikan. [8]

J.      Sebab-sebab kurikulum di rubah
            Kurikulum itu selalu dinamis dan senantiasa dipengarihi oleh perubahan-perubahan dalam faktor-faktor  yang  mendasarinya. Tujuan  pendidikan dapat di ubah  secara fundamental, bila suatu  Negara beralih dari  Negara dari  Negara yang dijajah  menjadi  Negara yang merdeka. Denga sendirinya  kurikulumpun harus megalami perubahan yang menyeluruh.
            Kurikulum dirubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran. Misalnya pada tahun 30-an sebagai pengaruh golongsn progresif  di USA tekanan  kurikulum adalah pada anak . pada tahun 40-an,  akibat  perang asas masyarakatlah yang diutamakan  dan kurikulum menjadi lebih society-centered.  Pada tahun 50-an sebaGai akibat sputnik yang menyadarkan pada amerika akan ketinggalan ilmu pengetahuan,
            Perubahan  pada  masyarakat,  eksplosi ilmu pengetahuan,  dan lain lain yang mengharuskan adanya perubahan kurikulum. Perubahan-perubahan itu tidak lagi kurikulum relevan ,  dan ancaman ini akan dihadapi oleh setiap kurikulum.
            Maka dari itu perubahan kurikulum  merupakan  hal  biasa. Malhan mempertahan kan kurikulum yang ada  akan merugikan anak-anak dan dengan demikian fungsi kurikulum itu sendiri.
            Biasanya perubahan satu asas  akan memerlukan perubahan keseluruhan kurikulum  itu.
Perubahan atau perbaikan kurikulum
K.    Perubahan atau perbaikan kurikulum
            Perbaikan kurikulum biasanya hanya mengenai satu atau beberapa aspek dari kurikulum, misalnya metode mengajar, alat peraga, buku pelajaran dengan tetap menggunakan kurikulum yang berlaku.
            Perubahan  kurikulum  mengenai dasar-dasarnya, baik mengenai tujuan maupun alat-alat atau cara-cara untuk mencapai tujuan itu. Mengubah  kurikulum  sering berarti turut mengubah manusia, yaitu guru, Pembina pendidikan dan mereka-mereka yang mengasuh pendidikan. Itu sebab perubahan  kurikulum  dianggap sebagai perubahan social, suatu social change. Prubahan kurikulum, juga disebut pembeharuan atau inovasi kurikulum. [9]

L.     Penilaian kurikulum
            Kalau kita menilai kurikulum, kita harus menilai komponen-komponennya yaitu:
1)      Tujuan kurikulum
2)      Pengalaman-pengalaman belajar untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan murid.
3)      Organisasi pengalaman belajar itu, urutan pengalaman itu, hubungannya dengan pengalaman lain.
4)      Cara-cara mengevaluasi belajar murid. [10]




BAB III
Penutup
1.      Kesimpulan
1.      kurikulum mempunyai berbagai macam arti,yaitu:
a.       Kurikulum diartikan sebagai rencana pelajaran
b.      pengalaman belajaryang diperoleh murid dari sekolah
c.       rencana belajar muid
2.      Asas-asas kurikulum : sosiologis, organisator, psikologis, dan filosofis.
3.      Fungsi kurikulum : Fungsi penyesuaian, Fungsi pengintegrasian\ pemaduan, Fungsi pembedaan, Fungsi penyiapan, Fungsi pemilihan, Fungsi diagnose.
4.      Kurikulum mempunyai beberapa antara lain : peranan konservatif, peranan kreatif, dan peranan kritis atau evaluatif.
5.      Adapun persamaan dan perbedaan kurikulum terdapat pada : meteri, objek,  dan tekhnik pengajaran.
6.      Langkah penyusunan kurikulum yaitu : menentukan tujuan, rumusan masalah, menentukan isi, dan mengadakan evaluasi.
7.      Prinsip kurikulum : Prinsip relevansi, Prinsip efektifitas, Prinsip efisiensi, Prinsip kontinuinitas, Prinsip Fleksibilitas, dan Prinsip integritas.
8.      Tingkatan dalam pengembangan kurikulum: Pengembangan tingkatan institusional, Pengembangan tingkatan bidang studi / mata pelajaran,  Pengembangan tingkat operasional / kelas.
  1. Jenis-jenis kurikulum : Separate subject curriculum\ kurikulum mata pelajaran (tidak menyatu), Correlated  curriculum\ kurikulum kerelatif, Integrated curriculum (kurikulum terpadu), Development activity curriculum (kurikulum pengembangan kegiatan).
  2. Sebab kurikulum di rubah : Kurikulum dirubah bila tekanan dalam tujuan mengalami pergeseran.
  3. Cara menilai kurikulum : Tujuan kurikulum, Pengalaman-pengalaman belajar untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan murid. Organisasi pengalaman belajar itu, urutan pengalaman itu, hubungannya dengan pengalaman lain, Cara-cara mengevaluasi belajar murid.

2.      Saran
Pada akhir-akhir ini banyak sekali sekolah-sekolah baik sekolah dasar, menengah pertama atau menengah atas, yang tidak mempunyai kurikulum sebagai bahan pengajaran. Hal ini dikarenakan ketidak tahuan orang-orang tentang kurikulum. Padahal kurikulum sangat penting untuk proses pengajaran, karena kurikulum berfungsi sebagai penyesuai, pemadu bagi sistem pengajaran. Maka dari itu agar dalam proses pengajaran dapat berjalan dengan lancar, mempunyai tujuan yang jelas, dan terstruktur, sebelum melakukan proses mengajar harus lebih dulu membuat kurikulum.
Selain itu kami juga mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya ilmiah ini, karena kami menyadari vbahwa karya ilmiah yang kami buat belum mencapai sempurna dan masih banyak kekurangan. Tapi kami juga mengharap bagi para pembaca karya ini bisa memahami isi dalam karya ilmiah ini yang menyangkut hal-hal hyang berkaitan dengan kurikulum.

Daftar pustaka

Nasution, M.A,Prof,Dr,  Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.


Mulyadi Usman.Drs, Wiryokusomo Iskandar.M.sc,Drs, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, 2002.

Departemen Agama RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), 2008.

Mulyasa,e.Dr,M.Pd, Kurikulum Berbasis Kompetensi ,Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset, 2003.

Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosydakarya, 2008.



[1] Departemen Agama RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), 2008 hlm:66-67

[2] Nasution, M.A,Prof,Dr Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm 10.
[3] Mulyadi Usman.Drs, Wiryokusomo Iskandar.M.sc,Drs,. 2002,  Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, hlm 8.
[4] Mulyadi Usman.Drs, Wiryokusomo Iskandar.M.sc,Drs,. 2002,  Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, hlm 6.
[5] Mulyadi Usman.Drs, Wiryokusomo Iskandar., 2002, M.sc,Drs, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, hlm 12.
[6] Hamalik, Oemar,. 2008, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: Rosydakarya, hlm 34.

[7] Mulyasa,e.Dr,M.Pd,.2003,Kurikulum Berbasis Kompetensi ,Bandung: PT Remaja Rosadakarya Offset.hlm 62.


[8] Mulyadi Usman.Drs, Wiryokusomo Iskandar.M.sc,Drs,. 2002,  Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Jakarta: Bina Aksara, hlm 17.
[9]10 Nasution, M.A,Prof,Dr Asas-asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hal 121, hlm 252.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar